Kamis, 23 September 2010

Terima kasih petani, sawah dan kebunmu menyelamatkan negri kita...



Apa yang terjadi apabila tidak ada sawah dan kebun di negri kita tercinta ini?pasti tidak terbayangkan bukan?sawah nan kebun nan indah menjadi ciri khas bangsa kita sebagai negara agraris tidak kita lihat, karna yang jelas tidak ada yang mengurusnya. Dan makanan, apa yang akan kita makan? Tidak ada buah segar dan sayur mayur yang jelas. Lantas akan menjadi apa negri kita ini?
Mari kita berfikir...

Tingkat kerusakan lingkungan hidup saat ini sangatlah parah, global worming  atau pemanasan global memang telah menjadi isu yang tengah di bicarakan masyarakat. Kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Terfikirkankah oleh kalian apa penyebab dari semua ini? Tak jauh dan tak bukan karna berkurangnya tumbuh-tumbuhan di sekitar kita. Simpel sekali bukan? Kita yang tidak peduli akan tumbuhan ternyata sangatlah berdampak besar. Manusia sebagian hanya peduli pada bangunan, menebang pohon di sana sini, merubah sawah menjadi perumahan (yang tidak lain mengubahnya menjadi mesin pengubah uang), tapi tidak peduli terhadap nasib anak cucunya kelak.

1 petak sawah akan menyelamatkan bangsa kita, 1 pohon akan melindungi lingkungan kita, mari kita bayangkan apabila setiap orang memiliki 1 pohon dan 1 petak sawah. satu keluarga minimal mempunyai 5 orang anggota, ditambah 1 sopir, 1 pembantu, dan 1 satpam. Ternyata di dalam 1 rumah dalam negri ini memiliki 8 pohon dan 8 petak sawah. Maka ada berapa pohon yang di hasilkan bila di jumlahkan dalam 1 RT, 1 kecamatan, 1 daerah bahkan di jumlahkan dalam 1 negara? Alangkah sejuknya negri ini. Mereka-mereka lah yang akan menyelamatkan kita dari rusaknya udara tercemar.

Tapi, apakah mau? tentu saja tidak, orang-orang akan sibuk duduk di depan komputer, sibuk rapat di kantor, akan sibuk mengangkat telepon. Lantas siapa yang berjuang selama ini berjuang di antara kesusahan dan tekanan batin mereka?jawabanya hanya 1. PETANI. Oh alangkah hebatnya mereka. Yang berjuang mempertahankan sawah dan kebun demi benih-benih yang akan kita makan, dan yang berjuang demi pohon-pohon yang melindungi kita. Padahal tidak mudah untuk itu. Kadang ia harus menahan air liurnya untuk mempertahankan sawahnya yang di tawar sangat mahal oleh seseorang untuk membuat perumahan-perumahan yang megah.

So? Tunggu apalagi? Ucapkan rasa trimakasihmu kepada mereka, dan jangan lupa kita ucapkan rasa syukur terhadap Allah SWT yang telah menciptakan para petani yang baik dan "calon" petani-petani muda yang "Unggul dan Islami" yang telah yang telah menyelamatkan kita dari kekurangan tanaman yang berguna bagi lingkungan kita.

Aghnia Mirra Boipinan Tuasiakal
fakultas pertanian UMY

Senin, 20 September 2010

pandangan generasi muda terhadap pertanian

Pada zaman modern seperti sekarang ini, muncul kekurangtertarikan generasi muda terhadap bidang pertanian. Hal itu terbukti dengan menurunnya minat lulusan siswa menengah atas memilih fakultas pertanian.Sebagian besar para remaja selalu berfikir bahwa pertanian merupakan bidang yang kecil dan tidak modern. Mereka berpendapat bahwa yang namanya pertanian pasti bergelut dengan sawah, lumpur, cangkul, pupuk dan berbagai hal yang kotor dan bau. Kurangnya minat generasi muda untuk menekuni bidang pertanian tersebut akan menyebabkan bidang itu mengalami masalah yang serius dan akan kehilangan generasi.
Sebenarnya pertanian tidak seperti yang tertulis di atas, peran pertanian sangatlah besar bagi kehidupan ini. Coba kita bayangkan apabila tidak ada petani, dari mana kita mendapatkan bahan makanan untuk kita makan sehari-hari? Tentu saja tidak ada, karna sebagian besar makanan yang kita konsumsi sehari-hari adalah hasil dari jerih payah dari para petani. Maka dari itu sudah seharusnya sektor pertanian itu perlu dijunjung tinggi dan terus dikembangkan.
Kita sebagai generasi muda harus mau berpikir secara jernih dan cerdas serta bijaksana bahwa sebenarnya pertanian itu sangat penting dalam melangsungkan kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang cerdas, kita harus mampu menjadikan sektor pertanian yang maju, unggul, dan berkualitas agar kehidupan di manusia dapat berlangsung. 

Aghnia Mirra Boipinan Tuasikal
Fakultas pertanian umy